Wilujeng Sumping, alias SELAMAT DATANG... di blog simkuring... moga-moga aya manfaat nu tiasa katampi... hapunten nu kasuhun... bilih aya nu teu kahartos...

Kang Yosep: "Idealis" menapaki "Realitas"


DATA MAHASISWA

No. NIM Nama Mahasiswa
1 09.0290 Abdul Malik
2 09.0267 Agus Salim
3 09.0292 Asep Haerudin
4 09.0282 Asep Saripin
5 09.0301 Basir Japidung
6 09.0259 Diman Zamil
7 09.0303 Ema Nurhasanah
8 09.0278 Fitri Indriani
9 09.0299 Galih Permana
10 09.0270 Ikrima Nisa Habibah
11 09.0275 Ismailia
12 09.0325 Maya Susanti
13 09.0324 Mira Nopita
14 09.0326 Rani Tri Lesmayanti
15 09.0260 Risa Apriani
16 09.0385 Sidiq Ginanjar
17 09.0300 Siti Nurul Hidayah
18 09.0328 Tedi Setiadi
19 09.0327 Toto Soni
20 09.0383 Winda Gustiani
21 09.0319 Wiwin Muspianti
22 09.0384 Yana Hadiana
23 09.0283 Yopi Sopiana
24 09.0265 Yosep Saeful Azhar Photobucket
25 09.0298 Endang Sudrajat
26 09.0316 Supian Munawar
27 Asep Al-Juhaeri

Saturday, November 12

Responsibilitas Pendidik

Hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dalam setiap peristiwa pendidikan, dilihat dari segi-segi berikut.
  • Penghormatan antara pendidik dan peserta didik
  • Penerimaan dan kedekatan antara pendidik dan peserta didik
  • Tujuan-tujuan yang ada dalam peristiwa pendidikan
  • Responsibilitas pendidik terhadap peserta didik
  • Kemauan pendidik memberi bantuan kepada peserta didik

Monday, September 5

Perbedaan 'Iedul Fithri 1432 H

Iedul Fithri 1432 H yang telah berlalu beberapa hari ke belakang menyimpan sebuah tugas, terutama bagi para dai, muballig dan para guru. Bukan hanya perbedaan hari raya yang menjadi masalah bagi setiap sisi kehidupan seorang insan. Zakat fitrah pun tentunya harus menjadi bahan perhatian.

Tuesday, May 24

PENGAJARAN BAGI FAKIR MISKIN

HADIS I:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ. فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ. قَالَ: مَا لَكَ ؟ قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِي وَأَنَا صَائِمٌ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ؟ قَالَ: لاَ. فَقَالَ: فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا؟ قَالَ: لاَ قَالَ: فَمَكَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَقٍ فِيهَا تَمْرٌ وَالْعَرَقُ الْمِكْتَلُ. قَالَ: أَيْنَ السَّائِلُ؟ فَقَالَ: أَنَا. قَالَ: خُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ. فَقَالَ الرَّجُلُ: أَعَلَى أَفْقَرَ مِنِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَوَاللَّهِ مَا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا يُرِيدُ الْحَرَّتَيْنِ أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي. فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ: أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Ketika kami duduk di samping Nabi Saw, tiba-tiba seorang laki-laki datang (menghadap) kepadanya”. Lalu ia berkata, “Ya Rasulullah, aku telah celaka”. Beliau bersabda, “Apa (yang terjadi) padamu?”. Ia berkata, “Aku telah (melakukan jima) dengan istriku dan aku sedang shaum”. Maka Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kamu (bisa) mendapat seorang hamba sahaya yang kamu merdekakan ia?”. Ia berkata, “Tidak”. Beliau bersabda, “Apakah kamu mampu shaum dua bulan berturut-turut?”. Ia berkata, “Tidak”. Lalu beliau bersabda, “Apakah kamu bisa memberi makan 60 orang miskin?”. Ia berkata, “Tidak”. Ia berkata, “Lalu Nabi Saw diam”. Maka ketika kami berada dalam keadaan demikian, didatangkan kepada Nabi Saw suatu bejana yang di dalamnya berisi kurma. Beliau bersabda, “Mana yang bertanya (tadi)?”. Lalu ia berkata, “Aku”. Beliau bersabda, “Ambillah ia, bershadaqahlah dengannya!”. Lalu laki-laki itu berkata, “Apakah kepada orang yang lebih fakir daripada aku, Ya Rasulullah? Maka demi Allah, tidak ada di antara ..... yang lebih fakir daripada keluargaku”. Lalu Nabi Saw tertawa sehingga tampak gigi gerahamnya. Kemudian beliau bersabda, “Berilah makan dengan itu kepada keluargamu!”.


TAKHRIJ
Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari, Malik, Muslim, An-Nasai, Abu ‘Awanah, At-Thahawi, Ibnu Khuzaimah, Ahmad, Ad-Daraquthni, Abu Dawud, Al-Bazzar, dan Imam Al-Hakim. Para imam ahli hadis meriwayatkan hadis ini dalam beberapa versi dan beberapa bab.
Imam al-Bukhari, misalnya, mengungkap kisah orang yang melakukan kesalahan (jima) pada siang hari Ramadhan ini melalui beberapa judul bab, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bab Idza Ja_ma’a fi Ramadhan yang bersumber dari Aisyah.
2. Bab Idza Ja_ma’a fi Ramadhan wa lam yakun lahu syaiun fa tushuddiqa ‘alaihi, fal yukaffir yang bersumber dari Abu Hurairah melalui jalur Syuaib.
3. Bab al-Muja_mi’ fi Ramadhan, hal yuth’imu ahlahu min al-kaffarat idza ka_nu maha_wij yang bersumber dari Abu Hurairah melalui jalur Manshur bin al-Mu’tamir.


HADIS II:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِى يَقُوْلُ : إِنِّى لَفِى الْقَوْمِ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلعم إِذْ قَامَتْ إِمْرَأَةٌ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّهَا قَدْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لَكَ فَرَفِيْهَا رَأْيَكَ فَلَمْ يُجِبْهَا شَيْئًا. ثُمَّ قَامَتْ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّهَا قَدْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لَكَ فَرَفِيْهَا رَأْيَكَ. فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, أَنْكِحْنِيْهَا. قَالَ: هَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْئٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: إِذْهَبْ فَاطْلُبْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَديِدٍ. فَذَهَبَ وَ طَلَبَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ: مَا وَجَدْتُ شَيْئًا وَلاَ خَاتَمًا مِنْ حَدِيْدٍ. فَقَالَ: هَلْ مَعَكَ مِنَ الْقُرْانِ شَيْئٌ؟ قَالَ: مَعِي سُوْرَةُ كَذَا وَ سُوْرَةُ كَذَا. قَالَ: إِذْهَبْ فَقَدْ أَنْكَحْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْانِ.

Dari Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi, ia berkata, “Sesungguhnya aku berada di suatu kaum di samping Rasulullah Saw ketika seorang wanita berdiri, lalu ia berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya ia telah menghibahkan dirinya untukmu, maka bagaimana menurutmu? Lalu beliau tidak menjawabnya sedikit pun. Kemudian ia berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya ia telah menghibahkan dirinya untukmu, maka bagaimana menurutmu?’ Lalu seorang laki-laki berdiri, kemudian ia berkata, ‘Ya Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya’. Beliau bersabda, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu?’ Ia berkata, ‘Tidak’. Beliau bersabda, ‘Pergilah, lalu carilah walaupun sebuah cincin dari besi’. Lalu ia pergi dan mencari. Kemudian ia datang, lalu ia berkata, ‘Aku tidak mendapatkan apa-apa dan aku juga tidak mendapati cincin dari besi’. Kemudian beliau bersabda, ‘Apakah kamu memiliki ayat al-Quran (yang kamu hafal)?’ Ia berkata, ‘Aku (hafal) surat ini dan surat ini’. Beliau bersabda, ‘Pergilah, sungguh aku telah menikahkanmu dengannya dengan apa yang ada padamu dari al-Quran itu’.

Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasai dengan beberapa periwayatan dan beberapa versi lafadz yang sedikit ada perbedaan. Imam al-Bukhari mencantumkan hadis ini dalam bab At-Tazwij ‘ala al-Quran wa bi ghair shadaq.


Dalam riwayat-riwayat di atas terkandung nilai pendidikan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw bagi umatnya, yakni sebuah pendidikan yang diperuntukkan bagi kaum dhuafa (fakir – miskin). Adapun isyarat pendidikan yang termuat dari kandungan hadis ini adalah sebagai berikut.
1) Rasulullah Saw, pada pokok permasalahan yang dihadapi oleh umatnya, tetap menyampaikan isi dan ketentuan dari ajaran Islam sebagaimana mestinya. Dalam hadis itu tergambar penjelasan beliau tentang kifarat apa saja yang harus terpenuhi bagi orang yang batal shaum karena jima.
2) Rasulullah Saw memberikan keringanan atau kemudahan bagi mereka tatkala jelas bahwa mereka benar-benar tidak mampu memenuhi ketentuan yang seharusnya. Bahkan di hadis ini nampak jelas bahwa kurma yang diberikan oleh Rasulullah Saw kepada orang tersebut pada hakikatnya merupakan kifarat dengan shadaqah walaupun yang menerimanya orang tersebut juga. Dalam istilah mu’amalah, apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw tersebut termasuk dalam kategori hiwalah. Dalam satu kaidah Ushul Fiqih disebutkan:

إِنَّ الإِعْسَارَ لاَ يُسْقِطُ الْكَفَّارَةَ عَنِ الذِّمَّةِ
“Kesulitan tidak dapat menggugurkan kifarat dari perlindungannya”

Selain itu, hadis-hadis seperti ini berupaya menumbuhkan kepercayaan diri seseorang yang keadaan ekonominya di bawah rata-rata dan kemudahan dalam melaksanakan ajaran agama. Contoh kasus lain adalah periwayatan hadis tentang kecemburuan mereka dalam menunaikan shadaqah dan keterangan tentang yang paling banyak masuk surga (melalui pengajaran sikap sabar).


Saturday, March 19

KONSEPSI PERENCANAAN PENGAJARAN

* Download Makalah
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Dalam ilmu manajemen, perencanaan sering disebut dengan istilah planning yaitu persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Menurut William H. Newman (Majid, 2007: 15), perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan berisi rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan tentang tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.



Terry menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Mengingat perencanaan berisi kegiatan pengambilan keputusan, diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa depan. Secara luas, Tjokroamidjoyo menegaskan bahwa perencanaan mencakup tiga pengertian sebagai berikut.
a. Suatu proses persiapan sistematik mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Suatu cara untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber yang ada secara efisien dan efektif.
c. Penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa. (Haryanto, 2000: 4)

2. Pengertian Pembelajaran
Johnson mendefinisikan pembelajaran sebagai interaksi antara pengajar dengan satu atau lebih individu untuk belajar, direncanakan sebelumnya dalam rangka untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar kepada peserta didik. Sedangkan Hamalik merinci makna pembelajaran secara lebih luas sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada "bagaimana membelajarkan siswa", dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah bagaimana cara menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Pembelajaran sebagai suatu sistem memerlukan langkah perencanaan program pembelajaran, agar rencana pembelajaran yang disusun oleh guru dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas tentu saja memiliki pedoman yang komprehensif tentang skenario pembelajaran yang diinginkan oleh guru. Hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa. (Anwar dan Hendra Harmi, 2011: 24)
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan atau pendekatan metode, dan penilaian, menentukan alokasi waktu untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut.
a. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pembelajaran secara sistematik yang menggunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin berlangsungnya kualitas pembelajaran. Perencanaan pembelajaran ini akan menganalisis tentang kebutuhan dari proses belajar secara sistemik yang dimulai dari proses perancangan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.
b. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori-teori tentang strategi pembelajaran dan implementasinya dalam kegiatan mengajar.
c. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan implementasi, evaluasi, pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran.
d. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran yang dikembangkan dengan melakukan pengecekan dan perbaikan dari waktu ke waktu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
e. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari gabungan berbagai subsistem yakni terkait dengan tujuan, materi, metode/strategi, media, evaluasi, fasilitas, potensi akademik siswa dan sumber/referensi.
f. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dari problem pengajaran. (Sagala, 2003: 136-137)

B. Dimensi-Dimensi/Prinsip Perencanaan Pembelajaran
1. Signifikansi
Perencanaan pembelajaran harus memperhatikan signifikansi dan kegunaan social dari tujuan pendidikan yang diajukan. Pengambilan keputusan harus mempunyai garis-garis yang jelas dan mengajukan criteria evaluasi. Signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria yang dibangun dalam proses perencanaan.
2. Relevansi
Perencanaan pembelajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik atau waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
3. Adaptif
Perencanaan pembelajaran bersifat dinamis sehingga perlu mencari umpan balik (feedback). Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pembelajaran yang fleksibel, adaptatif, realistis, yakni dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.


4. Feasibilitas
Feasibilitas artinya perencanaan terkait dengan teknik dan estimasi biaya dalam pertimbangan yang realistic.
5. Kepastian atau defenitivenes
Sekalipun perlu banyak alternative yang disediakan dalam perencanaan pembelajaran, konsep kepastian yang dapat meminimumkan atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak diduga tetap perlu diutamakan.
6. Ketelitian atau psimoniusness
Prinsip seharusnya mendapat perhatian yang sangat besar agar perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk yang sederhana dan sensitive terhadap kaitan-kaitan antara komponen pembelajaran. Berbagai alternative perlu disediakan sehingga mudah dipilih alternative mana yang paling efisien.
7. Waktu
Perencanaan pembelajaran hendaknya dapat memprediksi kebutuhan masa depan, dengan tetap memperhatikan dan bertumpu pada realitas kekinian.
8. Monitoring atau pemantauan
Monitoring merupakan proses dan prosedur untuk mengetahui apakah komponen yang ada berjalan sebagaimana mestinya. Dengan monitoring, hambatan atau kendala dalam implementasi pelaksanaan akan cepat diketahui, solusi pun dapat lebih mudah ditemukan, dan pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara efektif.
9. Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan. Dengan demikian, perencanaan pengajaran perlu memuat hal-hal sebagai berikut.
a) Tujuan apa yang diinginkan.
b) Program dan layanan.
c) Tenaga manusia.
d) Keuangan.
e) Bangunan fisik.
f) Struktur organisasi.
g) Kontek sosial.
Menurut Hamalik, ada beberapa perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Memahami kurikulum
b. Menguasai bahan ajar
c. Menyusun program pengajaran
d. Melaksanakan program pengajaran
e. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

C. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran
Ada beberapa karakteristik yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan guru dalam menyusun suatu rencana pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1. Penyusunan perencanaan pembelajaran ditujukan terhadap siswa yang belajar, baik dari segi kebutuhan siswa, perkembangan siswa, norma positif bagi siswa, dan minat serta perhatian siswa.
2. Memiliki tahapan-tahapan yang meliputi; (1) tahap persiapan melalui penguasaan terhadap bidang keilmuan yang menjadi wewenangnya, perhatian terhadap tujuan, metode, media, sumber, evaluasi, dan kegiatan belajar siswa itu sendiri; (2) tahap pelaksanaan melalui kegiatan belajar yang dinamis dan menyenangkan (joyfull learning) dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi untuk meraih kesuksesan dan kemajuan belajar; (3) tahap evaluasi melalui alat evaluasi yang tepat (valid), dapat dipercaya (reliable) dan memadai (adequate), dan; (4) tahap tindak lanjut melalui promosi guru untuk melanjutkan materi pembelajaran dan kenaikan kelas atau rehabilitasi (perbaikan) atas kekurangan yang telah terjadi dalam proses pembelajaran, yang lebih dikenal dengan istilah remedial teaching, dengan tujuan memperkuat penguasaan siswa berupa penambahan jam pembelajaran, pengulangan materi, atau penambahan tugas khususnya bagi siswa yang belum mencapai nilai minimal ketuntasan (KKM).
3. Sistematis, yakni penyampaian materi dimulai dari yang mudah dan diikuti dengan materi yang sulit dan dari segi pembelajaran harus mempertimbangkan keakuratan metode, media, evaluasi, dan tujuan pembelajaran.
4. Pendekatan sistem, yakni upaya untuk mengkolaborasikan semua komponen yang dapat mendukung kelancaran program pembelajaran.
5. Pembelajaran humanis yang bersumber dari kesadaran guru bahwa siswa yang dihadapinya memiliki berbagai macam potensi yang harus dihargai, diarahkan dan dikembangkan melalui cara-cara yang humanis dan beraneka ragam.

D. Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut.
1. Sebagai dasar, alat kontrol dan petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan;
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan;
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid;
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja;
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja;
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.

E. Urgensi Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi berikut:
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan peren-canaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembe-lajaran;
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem;
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar;
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perseorangan;
4. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran;
5. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar;
6. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran;
7. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Kasful dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP. Bandung: Alfabeta.
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryanto. 2000. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosda Karya
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.



Wednesday, March 9

PENGETAHUAN, ILMU DAN FILSAFAT

Download Makalah

Pengetahuan (knowledge) adalah suatu pengenalan manusia terhadap suatu objek, tanpa melalui penelitian dan pengukuran.

Ilmu (science) adalah pengetahuan manusia yang sudah teruji dan terukur berdasarkan penelitian.

Filsafat berasal dari kala filos atau filia (persahabatan, tertarik kepada), dan sofos (kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, intelegensi).
Dengan demikian filsafat artinya: pengetahuan yang dimiliki rasio manusia yang menembus dasar-dasar terakhir dari segala sesuatu. Filsafat membahas seluruh realitas, teristimewa eksistensi dan tujuan manusia.

Karakteristik berpikir filsafat:
1. Menyeluruh: (melihat ilmu dari berbagai sudut pandang, kaitan yang satu dengan lainnya itu bagaimana)
2. Mendasar: (melihat pijakan sebuah ilmu; Mengapa ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses berdasarkan kriteria dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar itu sendiri apa?) Seperti sebuah lingkaran, maka pertanyaan itu melingkar. Kita harus memulai dari satu titik. Lalu bagaimana menentukan titik awal yang benar? Lahirlah spekulasi.
3. Spekulatif: menetapkan titik awal penjelajahan pengetahuan yang dapat diandalkan.

Filsafat: Peneratas Pengetahuan
• Filsafat: melakukan satu pengembaraan untuk menetapkan satu pijakan ilmu. Ibarat marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri.
• Ilmu: menyempurnakan dan memerinci pijakan supaya dapat diandalkan. Setelah ilmu berpijak, filsafat pun pergi melakukan pengembaraan mencari tempat pijakan ilmu lain.
• Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat tahap peralihan. Dalam peralihan ini bidang penjelajahan filsafat menjadi sempit dan sektoral. Pada tahap selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom. Pada tahap peralihan ilmu mendasarkan norma-norma kepada yang seharusnya, sedangkan pada tahap akhir mendasarkan kepada penemuan alamiah sebagaimana adanya. Dalam penyusunan pengetahuan tentang alam dan isinya ini tidak lagi menggunakan metode yang bersifat normatif deduktif melainkan kombinasi antara deduktif dan induktif yang dikenal dengan metode “logico hypothetico verifikatif”.

Bidang Telaah Filsafat
Tahap awal; mempersoalkan siapakah manusia itu? Berbagai asumsi, khususnya ilmu sosial, muncul dalam menelaah manusia. Contoh ilmu ekonomi dan manajemen. Ekonomi bertujuan menelaah hubungan manusia dengan benda yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manajemen menelaah kerjasama antar sesama manusia dalam mencapai tujuan bersama.
Tahap kedua; pertanyaan yang berkisar tentang ada. Tentang hidup dan eksistensi manusia. Apakah hidup ini sebenarnya, apakah hidup ini sekedar peluang nasib yang melempar dadu acak?
Tahap Ketiga; membangun kerangka pemikiran yang orisinil dan meyakinkan dengan penalaran dan pembuktian yang tidak meragukan. (bedakan pemborong bahan bangunan dengan arsitek pembangun rumah).


Cabang-Cabang Filsafat
Pokok permasalahan yang dikaji filsafat itu ada tiga; logika, etika, dan estetika.
Logika ; berbicara tentang salah dan benar
Etika ; berbicara tentang baik dan buruk
Estetika; berbicara tentang indah dan jelek
Ketiga cabang utama filsafat ini bertambah lagi seperti: metafisika, politik (filsafat pemerintahan), filsafat agama, filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat matematika.

Filsafat Ilmu
Merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara sepsifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu. Walau secara metodologis tidak membedakan ilmu alam dan ilmu sosial, namun karena permasalahan teknis yang khas, filsafat ilmu dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan filsafat ilmu sosial.
Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yaitu:
• Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan? (Ontologi)
• Bagaimana proses diperolehnya ilmu itu? Bagaimana prosedurnya? Apa yang harus diperhatikan agar memperoleh pengetahuan yang benar? Apa kebenaran itu? Apa kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu itu? (Epistemologi)
• Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional? (Aksiologi)

Monday, November 22

Pengaruh Perbedaan Iedul Adha

Perbedaan hari raya Iedul Adha kemarin merupakan suatu hal yang perlu dipikir ulang oleh seluruh kaum muslimin, terutama muslim Indonesia. Kebanyakan di antara kita hanya terpaku pada perbedaan Iedul Fitri dan Iedul Adha saja. Padahal perbedaan hari yang terjadi itu sebenarnya berpengaruh juga terhadap bulan-bulan yang lain. Misalnya, setelah Dzulhijjah ini kita akan bertemu dengan Muharram. Di dalam bulan Muharram itu terdapat syariat shaum sunnat yang terdiri dari Shaum Tasu'a - 'Asyura (tgl. 9-10 Muharram) dan Shaum Ayyamul Bidh (tgl. 13-15 Muharram).

Nah, bagaimanakah kita? Apakah kita memperhatikan juga terhadap kemungkinan terjadinya perbedaan seperti kemarin?

Sunday, November 14

Seputar Idul Adha


Berdasarkan Hisab dan Rukyat, diperoleh data sebagai berikut:

1. Ijtima/Konjungsi Awal Bulan Dzulkijjah 1431 H terjadi hari Sabtu, 6 Nopember 2010, jam 15.52 WIB.
2. Ketinggian bulan saat Maghrib (Sabtu, 6 Nop 2010) di seluruh Indonesia antara -0,6 s.d. +1,7 derajat (di Pelabuhan Ratu +1,5 derajat)
3. Walaupun sudah di atas ufuk, ketinggian bulan tersebut tidak memungkinkan untuk terlihat, sehingga hilal belum atau tidak wujud.
4. Dari seluruh wilayah Indonesia, tidak dilaporkan ada yang melihat Hilal

Berdasarkan data tersebut di atas, maka:

Bulan Dzulqa’dah 1431 H ditetapkan 30 hari, sehingga 1 Dzulhijjah 1431 H ditetapkan Senin, 8 Nopember 2010 M dan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1431 H bertepatan dengan Rabu, 17 Nopember 2010 M.

Sunnah Seputar Dzulhijjah
1. 9 Dzulhijjah disunnatkan melaksanakan shaum Arafah. Shaum Arafah tidak mesti sama waktunya dengan kegiatan wukuf di Arafah, karena waktu shaum dan shalat ditentukan berdasarkan waktu setempat, bukan waktu Arafah atau waktu daerah lainnya.
2. 10 Dzulhijjah disunnahkan untuk shalat Idul Adha di lapangan terbuka.
3. 10 sampai 13 Dzulhijjah disunnahkan menyembelih hewan kurban.



Popular Posts

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan