Kuliah tadi siang membahas dua mata kuliah.
1. Tafsir
Dalam pembahasan Tafsir, dua makalah dipresentasikan dengan judul "ISTIDRAJ" dan "FAKIR YANG IKHLAS: TIDAK SUKA MEMINTA".
2. Ilmu Kalam
Adapun Ilmu Kalam, dua makalah juga yang dipresentasikan, yakni "PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN tentang; (1) Pelaku Dosa Besar; (2) Iman dan Kufur; (3) Perbuatan Tuhan dan Perbuatan Manusia; (4) Sifat-Sifat Tuhan; dan (5) Kehendak Mutlak dan Keadilan Tuhan". Makalah yang satunya lagi adalah "PEMIKIRAN KALAM INDONESIA (HM RASYIDI dan HARUN NASUTION)".
Namun ada yang sangat disayangkan, terutama dalam pembahasan tentang Pemikiran Kalam Indonesia, pemakalah tidak menjelaskan secara fokus tema pembahasan. Beliau hanya memaparkan aspek historis dan sosiologis tentang fenomena Teologi Islam yang akhirnya tidak nampak pembahasan teologisnya secara signifikan.
Padahal jika pembahasan tersebut langsung mengerucut pada pokok pembahasan, saya pikir, akan sangat menarik untuk disimak dan ditanggapi. Apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini, sebagian kaum cendekiawan muslim lebih banyak yang memperhatikan beberapa analisa dan penelitian dari Harun Nasution daripada penelitian dan kritikan dari HM Rasyidi.
Kapayun mah, sing fokus ach.
1. Tafsir
Dalam pembahasan Tafsir, dua makalah dipresentasikan dengan judul "ISTIDRAJ" dan "FAKIR YANG IKHLAS: TIDAK SUKA MEMINTA".
2. Ilmu Kalam
Adapun Ilmu Kalam, dua makalah juga yang dipresentasikan, yakni "PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN tentang; (1) Pelaku Dosa Besar; (2) Iman dan Kufur; (3) Perbuatan Tuhan dan Perbuatan Manusia; (4) Sifat-Sifat Tuhan; dan (5) Kehendak Mutlak dan Keadilan Tuhan". Makalah yang satunya lagi adalah "PEMIKIRAN KALAM INDONESIA (HM RASYIDI dan HARUN NASUTION)".
Namun ada yang sangat disayangkan, terutama dalam pembahasan tentang Pemikiran Kalam Indonesia, pemakalah tidak menjelaskan secara fokus tema pembahasan. Beliau hanya memaparkan aspek historis dan sosiologis tentang fenomena Teologi Islam yang akhirnya tidak nampak pembahasan teologisnya secara signifikan.
Padahal jika pembahasan tersebut langsung mengerucut pada pokok pembahasan, saya pikir, akan sangat menarik untuk disimak dan ditanggapi. Apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini, sebagian kaum cendekiawan muslim lebih banyak yang memperhatikan beberapa analisa dan penelitian dari Harun Nasution daripada penelitian dan kritikan dari HM Rasyidi.
Kapayun mah, sing fokus ach.
0 comments:
Post a Comment