Wilujeng Sumping, alias SELAMAT DATANG... di blog simkuring... moga-moga aya manfaat nu tiasa katampi... hapunten nu kasuhun... bilih aya nu teu kahartos...

Kang Yosep: "Idealis" menapaki "Realitas"


DATA MAHASISWA

No. NIM Nama Mahasiswa
1 09.0290 Abdul Malik
2 09.0267 Agus Salim
3 09.0292 Asep Haerudin
4 09.0282 Asep Saripin
5 09.0301 Basir Japidung
6 09.0259 Diman Zamil
7 09.0303 Ema Nurhasanah
8 09.0278 Fitri Indriani
9 09.0299 Galih Permana
10 09.0270 Ikrima Nisa Habibah
11 09.0275 Ismailia
12 09.0325 Maya Susanti
13 09.0324 Mira Nopita
14 09.0326 Rani Tri Lesmayanti
15 09.0260 Risa Apriani
16 09.0385 Sidiq Ginanjar
17 09.0300 Siti Nurul Hidayah
18 09.0328 Tedi Setiadi
19 09.0327 Toto Soni
20 09.0383 Winda Gustiani
21 09.0319 Wiwin Muspianti
22 09.0384 Yana Hadiana
23 09.0283 Yopi Sopiana
24 09.0265 Yosep Saeful Azhar Photobucket
25 09.0298 Endang Sudrajat
26 09.0316 Supian Munawar
27 Asep Al-Juhaeri

Thursday, February 4

Resume Mantiq

Inilah resume perkuliahan ilmu Mantiq selama semester 1. Namanya juga resume, pemaparannya sesuai dengan kebutuhan saya untuk sekadar memahami konsepsi ilmu Mantiq secara sederhana. Terima saja, yah.

Mengenal Logika Saintifik
Logika Saintifik adalah pernyataan-pernyataan yang memiliki kekuatan ukur yang jelas.

Contoh:
Gempa bumi di Padang yang berkekuatan 7,6 skala richter (Rabu, 30/9) menelan korban ratusan orang. (Belum memenuhi kategori Logika Santifik)
Gempa bumi di Padang yang berkekuatan 7,6 skala richter (Rabu, 30/9) menelan korban 421 orang. (Sesuai kategori Logika Santifik)

Mengenal Dilalah dan Kajiannya
Dilalah dalam kajian ilmu Mantiq terbagi menjadi dua bagian, yaitu; (1) Dilalah Lafzhiyyah; dan (2) Dilalah Ghair Lafzhiyyah.

Dilalah Lafzhiyyah terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Dilalah Lafzhiyyah Thabi’iyyah
Lafazh atau suara yang secara tabi’at menunjukkan adanya sesuatu.
Contoh: Seseorang menjerit sebagai dilalah (pertanda) timbulnya rasa sakit.
2. Dilalah Lafzhiyyah ‘Aqliyyah
Lafazh atau suara yang terdengar (walau tidak terlihat) yang secara aqli menunjukkan sesuatu.
Contoh: Kita mendengar ada yang sedang berbincang-bincang di suatu kamar. Perbincangan tersebut, walaupun kita tidak melihat orangnya, menjadi dilalah bahwa di kamar itu ada orang.
3. Dilalah Lafzhiyyah Wadh’iyyah
Lafazh atau suara yang menunjukkan makna tertentu sesuai dengan maksud bahasa itu digunakan.
Contoh: Saya mengetuk rumah itu.
Kalimat ini sebagai dilalah adanya ketukan atas rumah, sedangkan maksud yang sebenarnya adalah mengetuk pintunya.

Sedangkan Dilalah Ghair Lafzhiyyah terbagi menjadi 3 bagian juga, yaitu sebagai berikut.
1. Dilalah Ghair Lafzhiyyah Thabi’iyyah
Contoh: “Wajah memerah” sebagai dilalah timbulnya rasa malu.
2. Dilalah Ghair Lafzhiyyah ‘Aqliyyah
Contoh: “Berubahnya letak suatu benda di kamar seseorang” menjadi dilalah bahwa ada orang yang masuk ke dalamnya.
3. Dilalah Ghair Lafzhiyyah Wadh’iyyah
Contoh: “Baju serba hitam” sebagai dilalah bahwa orang yang memakainya sedang berduka.

Objek kajian ilmu Mantiq adalah Dilalah Lafzhiyyah Wadh’iyyah.

Dilalah Lafzhiyyah Wadh’iyyah sebagai objek kajian Mantiq terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Muthabiqiyyah
Contoh: “Saya membeli rumah”.
Kata “rumah” dalam kalimat di atas sebagai dilalah bagi keseluruhan struktur rumah tersebut, seperti pintu, jendela, atap, dan sebagainya.
2. Tadhommuniyyah
Contoh: “Saya mengetuk rumah”.
Kata “rumah” dalam kalimat di atas sebagai dilalah bagi sebagian struktur rumah tersebut yakni pintunya.
3. Iltizamiyyah
Contoh: “Saya menanam pohon di rumah itu”.
Kata “rumah” dalam kalimat di atas sebagai dilalah bagi sesuatu yang bukan bagian dari rumah tersebut, tetapi cukup terkait dengan keberadaannya. Yang dimaksud adalah halamannya.

Isim atau kata benda, jika dilihat dari ada atau tidaknya madlul, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Muhasshal
Contoh: Dia melihat ke arah pemandangan itu.
Kata “melihat” sebagai madlul yang menunjukkan adanya “mata”.
2. Ma’dul
Contoh: Memang dia tidak akan bisa melihat ke arah pemandangan itu.
Kata “tidak bisa melihat” sebagai madlul dalam kategori Ma’dul menunjukkan “tidak ada mata (Sunda: pecak)”.
3. ‘Adami
Contoh: Dia tidak bisa melihat ke arah pemandangan itu.
Kata “tidak bisa melihat” sebagai madlul dalam kategori ‘Adami menunjukkan adanya “mata,” akan tetapi matanya buta.

Taqabul al-Alfazh (Lafazh atau Kata-Kata yang Berhadapan)
Taqabul terbagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Taqabul Naqidhain
Contoh: Ada manusia dan tidak ada manusia.
Kata-kata di atas menunjukkan dua kata yang berhadap-hadapan dalam arti positif-negatif. Maksudnya, dua kata tersebut tidak akan bergabung secara bersamaan tentang satu objek pada satu waktu dan tidak akan hilang (tidak ada) secara bersamaan pada satu waktu.
2. Taqabul Dhiddain
Contoh: Hitam dan putih.
Kata-kata di atas menunjukkan dua kata yang berhadap-hadapan dalam arti tidak mungkin bergabung secara bersamaan tentang satu objek pada satu waktu. Akan tetapi, dua kata ini masih memungkinkan ketiadaannya atas satu objek secara bersamaan pada satu waktu. Jelasnya, hitam – putih tidak mungkin bersatu (adanya) pada satu benda di suatu waktu. Akan tetapi bisa jadi benda tersebut bukan hitam dan bukan putih, melainkan merah.
3. Taqabul Mutadhayifain
Contoh: Suami dan istri, guru dan murid.
Kata-kata di atas menunjukkan dua kata yang berhadap-hadapan dalam arti secara ‘aqli tidak mungkin ada salah satunya tanpa keberadaan yang lainnya. Jelasnya, tidak akan ada istilah “suami” jika tidak ada istilah “istri”.

Mapping Concept
Mapping Concept sebagai suatu sistem yang dapat menentukan dan menyelaraskan keilmiahan suatu paparan atau uraian (wacana) terdiri dari 10 unsur sebagai berikut.
1. Zat 6. Apa hubungannya
2. Sifat 7. Apa kedudukannya
3. Berapa 8. Apa kepunyaannya
4. Di mana tempatnya 9. Apa tindakannya
5. Kapan terjadinya 10. Apa akibatnya

Al-Kulliyyat al-Khams
Al-Kulliyyat al-Khams merupakan lima unsur yang dapat menegaskan dan meluruskan pembuatan atau penetapan suatu definisi secara baik dan benar menurut ilmu Mantiq. Kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut.
A. Dzat yang terdiri dari 3 kategori:
1. Jins (jenis)
2. Nau’ (macamnya)
3. Fashl (yang membedakan)
B. ‘Ardh yang terdiri dari 2 kategori:
1. ‘Am
2. Khas


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan