Kuliah tadi siang, salah satunya adalah Mata Kuliah Dasar-Dasar Kependidikan.
Materi yang disajikan oleh kelompok diskusi adalah Pendidikan Seumur Hidup dan Implikasinya.
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinyu) dari bayi sampai meninggal dunia.
Konsep pendidikan seperti ini, jika dilihat dari dimensi keagamaan, sesuai dengan konsep pendidikan dalam Islam yang menekankan berlangsungnya pendidikan mulai dari al-mahdi (ayunan ibu) sampai dengan al-lahdi (lubang kubur).
Tetapi ide pendidikan ini kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend dalam bukunya An Introduction to Life Long Education. Lalu konsepnya diambil alih oleh UNESCO.
Jika kita lihat ke dalam realitas kehidupan umat manusia, pendidikan seumur hidup mengacu kepada 3 klasifikasi pendidikan sebagaimana diurai oleh Philip H. Coombs yang meliputi; (1) pendidikan formal (pendidikan sekolah); (2) pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan); dan (3) pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan).
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sangat penting. Dasar-dasar pemikiran ini bermuara kepada 6 aspek, yakni; (1) Ideologis; (2) Ekonomis; (3) Sosiologis; (4) Politis; (5) Teknologis; (6) Psikologis dan Pedagogis.
Implikasi pendidikan seumur hidup, sebagaimana ungkapan Ananda W.P. Guruge, secara garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori sebagai berikut.
1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
2. Pendidikan Vokasional (kecakapan hidup)
3. Pendidikan Profesional.
4. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
5. Pendidikan Kewarga-negaraan dan Kedewasaan Politik
6. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang.
Materi yang disajikan oleh kelompok diskusi adalah Pendidikan Seumur Hidup dan Implikasinya.
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinyu) dari bayi sampai meninggal dunia.
Konsep pendidikan seperti ini, jika dilihat dari dimensi keagamaan, sesuai dengan konsep pendidikan dalam Islam yang menekankan berlangsungnya pendidikan mulai dari al-mahdi (ayunan ibu) sampai dengan al-lahdi (lubang kubur).
Tetapi ide pendidikan ini kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend dalam bukunya An Introduction to Life Long Education. Lalu konsepnya diambil alih oleh UNESCO.
Jika kita lihat ke dalam realitas kehidupan umat manusia, pendidikan seumur hidup mengacu kepada 3 klasifikasi pendidikan sebagaimana diurai oleh Philip H. Coombs yang meliputi; (1) pendidikan formal (pendidikan sekolah); (2) pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan); dan (3) pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan).
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sangat penting. Dasar-dasar pemikiran ini bermuara kepada 6 aspek, yakni; (1) Ideologis; (2) Ekonomis; (3) Sosiologis; (4) Politis; (5) Teknologis; (6) Psikologis dan Pedagogis.
Implikasi pendidikan seumur hidup, sebagaimana ungkapan Ananda W.P. Guruge, secara garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori sebagai berikut.
1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
2. Pendidikan Vokasional (kecakapan hidup)
3. Pendidikan Profesional.
4. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
5. Pendidikan Kewarga-negaraan dan Kedewasaan Politik
6. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang.
0 comments:
Post a Comment