Wilujeng Sumping, alias SELAMAT DATANG... di blog simkuring... moga-moga aya manfaat nu tiasa katampi... hapunten nu kasuhun... bilih aya nu teu kahartos...

Kang Yosep: "Idealis" menapaki "Realitas"


DATA MAHASISWA

No. NIM Nama Mahasiswa
1 09.0290 Abdul Malik
2 09.0267 Agus Salim
3 09.0292 Asep Haerudin
4 09.0282 Asep Saripin
5 09.0301 Basir Japidung
6 09.0259 Diman Zamil
7 09.0303 Ema Nurhasanah
8 09.0278 Fitri Indriani
9 09.0299 Galih Permana
10 09.0270 Ikrima Nisa Habibah
11 09.0275 Ismailia
12 09.0325 Maya Susanti
13 09.0324 Mira Nopita
14 09.0326 Rani Tri Lesmayanti
15 09.0260 Risa Apriani
16 09.0385 Sidiq Ginanjar
17 09.0300 Siti Nurul Hidayah
18 09.0328 Tedi Setiadi
19 09.0327 Toto Soni
20 09.0383 Winda Gustiani
21 09.0319 Wiwin Muspianti
22 09.0384 Yana Hadiana
23 09.0283 Yopi Sopiana
24 09.0265 Yosep Saeful Azhar Photobucket
25 09.0298 Endang Sudrajat
26 09.0316 Supian Munawar
27 Asep Al-Juhaeri

Tuesday, May 24

PENGAJARAN BAGI FAKIR MISKIN

HADIS I:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ. فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ. قَالَ: مَا لَكَ ؟ قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِي وَأَنَا صَائِمٌ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ؟ قَالَ: لاَ. فَقَالَ: فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا؟ قَالَ: لاَ قَالَ: فَمَكَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَقٍ فِيهَا تَمْرٌ وَالْعَرَقُ الْمِكْتَلُ. قَالَ: أَيْنَ السَّائِلُ؟ فَقَالَ: أَنَا. قَالَ: خُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ. فَقَالَ الرَّجُلُ: أَعَلَى أَفْقَرَ مِنِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَوَاللَّهِ مَا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا يُرِيدُ الْحَرَّتَيْنِ أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي. فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ ثُمَّ قَالَ: أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Ketika kami duduk di samping Nabi Saw, tiba-tiba seorang laki-laki datang (menghadap) kepadanya”. Lalu ia berkata, “Ya Rasulullah, aku telah celaka”. Beliau bersabda, “Apa (yang terjadi) padamu?”. Ia berkata, “Aku telah (melakukan jima) dengan istriku dan aku sedang shaum”. Maka Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kamu (bisa) mendapat seorang hamba sahaya yang kamu merdekakan ia?”. Ia berkata, “Tidak”. Beliau bersabda, “Apakah kamu mampu shaum dua bulan berturut-turut?”. Ia berkata, “Tidak”. Lalu beliau bersabda, “Apakah kamu bisa memberi makan 60 orang miskin?”. Ia berkata, “Tidak”. Ia berkata, “Lalu Nabi Saw diam”. Maka ketika kami berada dalam keadaan demikian, didatangkan kepada Nabi Saw suatu bejana yang di dalamnya berisi kurma. Beliau bersabda, “Mana yang bertanya (tadi)?”. Lalu ia berkata, “Aku”. Beliau bersabda, “Ambillah ia, bershadaqahlah dengannya!”. Lalu laki-laki itu berkata, “Apakah kepada orang yang lebih fakir daripada aku, Ya Rasulullah? Maka demi Allah, tidak ada di antara ..... yang lebih fakir daripada keluargaku”. Lalu Nabi Saw tertawa sehingga tampak gigi gerahamnya. Kemudian beliau bersabda, “Berilah makan dengan itu kepada keluargamu!”.


TAKHRIJ
Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari, Malik, Muslim, An-Nasai, Abu ‘Awanah, At-Thahawi, Ibnu Khuzaimah, Ahmad, Ad-Daraquthni, Abu Dawud, Al-Bazzar, dan Imam Al-Hakim. Para imam ahli hadis meriwayatkan hadis ini dalam beberapa versi dan beberapa bab.
Imam al-Bukhari, misalnya, mengungkap kisah orang yang melakukan kesalahan (jima) pada siang hari Ramadhan ini melalui beberapa judul bab, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bab Idza Ja_ma’a fi Ramadhan yang bersumber dari Aisyah.
2. Bab Idza Ja_ma’a fi Ramadhan wa lam yakun lahu syaiun fa tushuddiqa ‘alaihi, fal yukaffir yang bersumber dari Abu Hurairah melalui jalur Syuaib.
3. Bab al-Muja_mi’ fi Ramadhan, hal yuth’imu ahlahu min al-kaffarat idza ka_nu maha_wij yang bersumber dari Abu Hurairah melalui jalur Manshur bin al-Mu’tamir.


HADIS II:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِى يَقُوْلُ : إِنِّى لَفِى الْقَوْمِ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلعم إِذْ قَامَتْ إِمْرَأَةٌ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّهَا قَدْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لَكَ فَرَفِيْهَا رَأْيَكَ فَلَمْ يُجِبْهَا شَيْئًا. ثُمَّ قَامَتْ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّهَا قَدْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لَكَ فَرَفِيْهَا رَأْيَكَ. فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, أَنْكِحْنِيْهَا. قَالَ: هَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْئٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: إِذْهَبْ فَاطْلُبْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَديِدٍ. فَذَهَبَ وَ طَلَبَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ: مَا وَجَدْتُ شَيْئًا وَلاَ خَاتَمًا مِنْ حَدِيْدٍ. فَقَالَ: هَلْ مَعَكَ مِنَ الْقُرْانِ شَيْئٌ؟ قَالَ: مَعِي سُوْرَةُ كَذَا وَ سُوْرَةُ كَذَا. قَالَ: إِذْهَبْ فَقَدْ أَنْكَحْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْانِ.

Dari Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi, ia berkata, “Sesungguhnya aku berada di suatu kaum di samping Rasulullah Saw ketika seorang wanita berdiri, lalu ia berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya ia telah menghibahkan dirinya untukmu, maka bagaimana menurutmu? Lalu beliau tidak menjawabnya sedikit pun. Kemudian ia berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya ia telah menghibahkan dirinya untukmu, maka bagaimana menurutmu?’ Lalu seorang laki-laki berdiri, kemudian ia berkata, ‘Ya Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya’. Beliau bersabda, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu?’ Ia berkata, ‘Tidak’. Beliau bersabda, ‘Pergilah, lalu carilah walaupun sebuah cincin dari besi’. Lalu ia pergi dan mencari. Kemudian ia datang, lalu ia berkata, ‘Aku tidak mendapatkan apa-apa dan aku juga tidak mendapati cincin dari besi’. Kemudian beliau bersabda, ‘Apakah kamu memiliki ayat al-Quran (yang kamu hafal)?’ Ia berkata, ‘Aku (hafal) surat ini dan surat ini’. Beliau bersabda, ‘Pergilah, sungguh aku telah menikahkanmu dengannya dengan apa yang ada padamu dari al-Quran itu’.

Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasai dengan beberapa periwayatan dan beberapa versi lafadz yang sedikit ada perbedaan. Imam al-Bukhari mencantumkan hadis ini dalam bab At-Tazwij ‘ala al-Quran wa bi ghair shadaq.


Dalam riwayat-riwayat di atas terkandung nilai pendidikan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw bagi umatnya, yakni sebuah pendidikan yang diperuntukkan bagi kaum dhuafa (fakir – miskin). Adapun isyarat pendidikan yang termuat dari kandungan hadis ini adalah sebagai berikut.
1) Rasulullah Saw, pada pokok permasalahan yang dihadapi oleh umatnya, tetap menyampaikan isi dan ketentuan dari ajaran Islam sebagaimana mestinya. Dalam hadis itu tergambar penjelasan beliau tentang kifarat apa saja yang harus terpenuhi bagi orang yang batal shaum karena jima.
2) Rasulullah Saw memberikan keringanan atau kemudahan bagi mereka tatkala jelas bahwa mereka benar-benar tidak mampu memenuhi ketentuan yang seharusnya. Bahkan di hadis ini nampak jelas bahwa kurma yang diberikan oleh Rasulullah Saw kepada orang tersebut pada hakikatnya merupakan kifarat dengan shadaqah walaupun yang menerimanya orang tersebut juga. Dalam istilah mu’amalah, apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw tersebut termasuk dalam kategori hiwalah. Dalam satu kaidah Ushul Fiqih disebutkan:

إِنَّ الإِعْسَارَ لاَ يُسْقِطُ الْكَفَّارَةَ عَنِ الذِّمَّةِ
“Kesulitan tidak dapat menggugurkan kifarat dari perlindungannya”

Selain itu, hadis-hadis seperti ini berupaya menumbuhkan kepercayaan diri seseorang yang keadaan ekonominya di bawah rata-rata dan kemudahan dalam melaksanakan ajaran agama. Contoh kasus lain adalah periwayatan hadis tentang kecemburuan mereka dalam menunaikan shadaqah dan keterangan tentang yang paling banyak masuk surga (melalui pengajaran sikap sabar).


Popular Posts

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan